Kiprah Dota 2 Indonesia di Kancah Internasional, Masih ada Harapan?


Open qualifier untuk event major selanjutnya yaitu DreamLeague: Season 11 telah dilaksanakan. Harapan untuk bersaing kembali ada setelah PG.Barracx berhasil lolos di Open Qualifier #1 untuk nantinya bertarung di closed qualifier bersama tim Indo lainnya, BOOM ID. Keinginan komunitas DoTA 2 Indonesia untuk melihat jagoannya tampil di luar semakin besar ketika open qualifier kedua dilaksanakan. Tetapi, harapan mulai pudar ketika “tim besar” seperti EVOS, The Prime maupun RRQ sama sekali tidak terlihat di Open Qualifier #2. Apa yang terjadi? Adakah harapan bagi tim DoTA 2 Indo untuk berkiprah di kancah dunia? Berikut asumsi DOTABIRDS.

Event Asia Pacific Predator League 2019

Alasan pertama kenapa “tim besar” Indo tidak terlihat pada Open Qualifier #2 dikarenakan adanya Indonesia Qualifier untuk event Asia Pacific Predator League 2019  di Mall Taman Anggrek. Yup, dua momen ini dilakukan pada hari dan tanggal yang sama, 27 Januari 2019. Alasan kedua bisa jadi karena masalah finansial. Secara logika dibandingkan mengikuti open qualifier yang jelas ga ngasilin duit, ya mending ikutan yg ada duitnya (simplenya mungkin seperti itu wkwk). Untuk prizepool sendiri kalo diliat di Liquipedia totalnya berjumlah 260 juta atau setara 17.070 US Dolar. Mayan, kan?


Masih adakah Harapan?

Jawabannya tentu iya. Melihat BOOM.ID yang berhasil membawa nama Indonesia ke tingkat minor kemarin (Bucharest Minor) maupun player Indo yang bermain dan mencari pengalaman di luar. Namun, faktanya hal ini udah terjadi di tahun kemarin dan terjadi lagi sekarang (lepas event valve, ambil event lokal). Hal kecil kaya gini, pertama bisa berimbas ke “tim kecil” DoTA di Indonesia yang lagi berkembang, dan secara tidak langsung membunuh peluang player yang ingin meniti karir di kalangan profesional. Kalo dibandingin sama Malaysia, “tim gede” yang ikut hanya WG.Unity, Lotac dan Highground. Sisanya qualifier APAC diramaikan oleh tim yang berkembang. Kedua, kalo siklus ini terus terjadi potensi dari “tim gede” Indo akan jalan di tempat. Kiprah “tim gede” di event valve juga mudah diprediksi. Ketiga, talent Indo (caster, dll) bukan tidak mungkin harus mengubur impian untuk go-international karena mereka pasti ngikut dan cast ke “tim gede” dari Indonesia.


Melihat e-sport yang masih berkembang di Indonesia, semoga semua ini hanya menjadi batu lompatan untuk “tim gede” Indo berkiprah di kancah dunia. Mudah-mudahan siklus ini tidak terus berlanjut, dan hanya menjadi tahapan (mengumpulkan finansial maupun mental) untuk bersaing di kancah kompetitif yang lebih besar.

Sekian Kicauan Burung kali ini. Selamat untuk BOOM.ID yang akan mewakili Indonesia dalam ajang Asia Pacific Predator League (APAC) 2019 di Bangkok, Thailand. Salute dan respect untuk Freak E-Sports, PG.Orca, dan tim berkembang lain yang berjuang di Open Qualifier #2 DreamLeague S11. Dukungan juga akan terus ada untuk PG.Barracx dan BOOM.ID yang akan berjuang  tanggal 1 Februari nanti di Closed Qualifier DreamLeague S11. Last but not Least, Salam Burung!


Sumber:



Posting Komentar

0 Komentar